Propaganda Hasbara

Inovasi

August 27, 2024

Jon Afrizal

Hasbara, mesin propaganda Israel. (credits: publicseminar)

“Sulit bagi Israel untuk membantah bahwa para aktivis Palestina telah berhasil mendapatkan dukungan yang besar. Sehingga, respons yang paling jelas dan efektif, adalah mencoba untuk terlihat mendapat dukungan lebih, dibanding mereka.”

ISRAEL Citizens Information Council (ICIC) telah menerbitkan buku panduan komunikasi massa dengan judul Terminology in Media, Culture and Politics.  Buku instruksi ini menyarankan penggunaan istilah-istilah yang tepat pada saat ini, bagi Israel dan pro Israel, dalam menjelaskan konflik Israel-Palestina.

Tentu saja, buku panduan ini bertujuan untum menggantikan “istilah beracun yang disebarkan Israel dan Amerika Serikat” dengan frasa baru dan eufemisme. Sebuah buku tentang bagaimana membuat Israel terlihat “baik”, dengan permainan kata-kata.

Menurut Palestinian Media Watch (PMW), sebuah lembaga non profit Israel, buku panduan ini menyatakan bahwa kata “Israel” perlu diganti dengan “kolonialisme Israel” atau “pendudukan kolonialis Israel”. Sebab, nama “Israel” justru mempertegas eksistensi negara Israel.

Buku ini juga mencantumkan saran kata-kata pengganti lainnya. Seperti, kata; “pemberontakan” untuk menggantikan “terror”, dan “pemberontakan sah” untuk menggantikan “kekerasan Palestina”.

Israel memiliki sebuah organisasi kehumasan, yang bertujuan untuk menyebarkan informasi positif tentang Israel ke seluruh dunia. Organisasi itu bernama: Hasbara, yang dalam bahasa Ibrani, memiliki arti: menjelaskan. Sehingga “penjelasan” yang keluar dari organisasi Hasbara adalah eufemisme untuk propaganda yang menguntungkan Israel.

Hasbara, bagi pemerintah Israel dan para pendukungnya, adalah upaya untuk menjelaskan kebijakan pemerintah. Dan juga mempromosikan Israel di tengah-tengah pemberitaan negatif, serta melawan sesuatu yang dianggap sebagai delegitimisasi Israel di seluruh dunia.

Sehingga, dengan melalui Hasbara, dapat dijelaskan kehidupan di Israel dari sudut pandang rakyat jelata dan orang biasa di Israel.

Untuk kepentingan itu, ICIC pun merekrut warga Israel dari berbagai lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proyek-proyeknya.

Pakar-pakar di Hasbara mempelajari metode yang digunakan oleh aktivis Palestina dan memberikan saran untuk menanggapinya. Misalnya, dengan menggantikan kata “pengunjuk rasa” menjadi “pemuda”.

Selanjutnya, para pakar mencuatkan perbedaan-perbedaan makna. Seperti makna kata: antara demonstrasi dan kerusuhan, atau, organisasi teror dan organisasi politik Palestina.

Kecanggihan yang dimiliki Hasbara, adalah, mereka menolak untuk menggunakan cara-cara bersifat curang ataupun ejekan. Sehingga, propaganda telah membuat Israel terlihat “sebagaimana mestinya”.

Dalam penerapannya, menurut wujs, terdapat tujuh perangkat dasar propaganda Israel. Yakni; penentuan nama, pencitraan positif, transfer konsep-konsep, dukungan kesaksian, berbicara sebagai orang biasa, menciptakan rasa takut, dan popularitas.

Edward Said (1935 – 2003), akademisi, kritikus sastra, dan aktivis politik Palestina-Amerika menulis bahwa metode yang digunakan Hasbara telah diujicoba pada masa Intifada Kedua, yakni pada 28 September 2000 hingga 8 Februari 2005.

Adapun metode-metode itu diantaranya, adalah; perjalanan gratis untuk jurnalis-jurnalis ternama, seminar untuk mahasiswa Yahudi, undangan bagi anggota kongres, pamflet dan dana sumbangan untuk kampanye pemilu.

Termasuk, mendikte fotografer dan penulis soal topik yang perlu difoto atau ditulis, kuliah dan tur konser oleh tokoh-tokoh terkenal dunia ke Israel, sesering mungkin menyebut kata “Holocaust”, serta, advertorial di surat kabar yang isinya menyerang Arab dan memuji Israel.  

Sehingga, yang terjadi, adalah, pemutarbalikan fakta oleh Israel. Tetapi, agar tidak terlihat, digunakan cara-cara yang “santun dan bijaksana”.*

avatar

Redaksi