Cantengan dan Pengobatannya
Lifestyle
June 1, 2025
Saraswati Dupasmara

Daun pacar kuku. (credits: Wiki Commons)
CANTENGAN adalah penyakit pada sekitar kuku jari. Rasanya panas dan berdenyut-denyut. Bagin yang sakit berwana kemerahan dan kadang juga bernanah.
Nama lain penyakit ini adalah; canggu, cagu, dan kalurutan. Dalam bahas ingris biasa disebut dengan: ingrown toenails.
Di masa pemerintahan kolonial Belanda, yakni pada tahun 1926, seorang dokter berkebangsaan Belanda bernama C. L. van Der Burg menulis buku tutorial berjudul “Buku Segala Rupa Penyakit dan Obatnya”.
Terdapat sebanyak 75 jenis penyakit yang biasa dijangkit oleh kaum pribumi. Satu diantaranya adalah cantengan.
Dalam tutorial ini, ia memberikan anjuran pengobatan mandiri kepada pasien. Dengan menggunakan bahan-bahan obat yang berasal dari alam dan dapat dnegan mudah dijumpai.
Meskipun, untuk beberapa kasus, “Jika sakit berlanjut, hubungi dokter”.
Pada buku tutorial ini, terkait dengan cantengan, ia mengatakan, jika tidak dirawat dan diobati dengan benar, maka akan membuat jari menjadi bengkok.
Pada kebanyakan kasus, kuku mesti dipotong. Tapi, tindakan itu harus dilakukan oleh seorang dokter.
Sedangkan untuk swa pengobatan, ia, menganjurkan penggunaan daun pacar kuku atau daun inai (Lawsonia inermis L). Jika daun inai tidak ada, maka dapat diganti dengan daun iler atau miana (Plectranthus scutellarioides).

Perawatan kuku. (credits: pexels)
Caranya, daun digiling halus dengan diberi sedikit air. Setelah selesai, maka gilingan daun yang telah halus ditutupkan ke bagian yang cantengan.
Boleh juga dengan merendam daun dengan air. Lalu daun dimasak hingga kental. Dan selanjutnya, ditutupkan ke bagian yang sakit.
Daun inai, mengutip European Commission, mengandung; etanol, minyak esensial, 1,4-naphthoquinone, tannin, asam galat, flavonoid, alkaloid, terpenoid, lipid, gula, triacontyl tridecanoate, mannitol, xanthones, kumarin (5-allyloxy 7-hydroxycoumarin), resin 2-3 persen, konstituen tannic 5-10 persen, dan lawsone (2-hidroksi-1,4-naphthoquinone, CAS No. 83-72-7) atau asam henotanat 0,5-2 persen.
Dengan kandungan ini, maka daun inai dapat berfungsi sebagai antibakteri. Terutama terhadap empat jenis bakteri, yakni; Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan, Vibrio cholerae.
Dari beberpa manfaatnya, jika digunakan pada kuku, maka daun pacar juga efektif dalam mengatasi kuku yang retak. Selain itu, warna yang dihasilkan daun inai pun dapat digunakan menjadi pewarna kuku (: henna).*

