Bullying, Bisa Jadi Tindakan Represif Dari Kekecewaan
Hak Asasi Manusia
December 3, 2023
Zulfa Amira Zaed
(: Pixabay)
KETIKA seseorang merasakan kecewa atau tekanan yang teramat dalam, ada yang melampiaskannya dengan mencari korban lanjutan dengan merundung, atau yang dikenal dengan bullying. Pelakunya dapat seorang diri atau secara berkelompok.
Akhir Oktober 2023, viral di media massa dan media sosial video ketika seorang ayah sedang memeluk putranya yang terbaring leah setelah menjadi korban perundungan di sebuah pondok pesantren di Kota Jambi hingga harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
Korban dianiaya oleh seniornya hingga alat vitalnya bengkak, memar di perut, dan luka di sela paha. Karena tidak tahan, korban menelepon ayahnya dan meminta dijemput saat itu juga.
Kini ayah korban melaporkan kasus tersebut ke Polda Jambi.
Rikarno, dari Tribun Jambi, mengatakan bahwa penganiayaan itu buka pertama kalinya terjadi namun pihak pondok pesantren tidak menindak tegas para pelaku.
Jika dikategorikan, jenis perundungan tidak hanya kontak fisik, tetapi juga perundungan verbal dan non verbal,sosial, memperolok, teror, intimidasi dan lainnya. Korban perundungan seringkali tak dapat melawan karena relasi kuasa, ancaman, dan tekanan.
Melansir detik, perundungan dapat mengakibatkan beberapa hal seperti menurunnya prestasi akademis, malu, tidak percaya diri, sulit tidur, menderita kecemasan, mual, gagap, emosi, sensitif, sedih, murung.
Tak jarang korban perundungan juga mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup karena tidak kuat terhadap tekanan yang dialaminya. Seperti kejadian pertengahan tahun 2023 lalu. Seorang siswi Sekolah dasar di Jakarta terjun dari lantai 4 sekolahnya. Saksi mengatakan korban sebelumnya berteriak-teriak setelah dibully.
Korban perundungan tak selamanya tidak berdaya, beberapa bahkan menjadi lebih agresif hingga dendam dan melampiaskannya kepada korban yang selanjutnya.
Menurut Psikolog, Maria Renny di laman resmi Rumah Sakit Mardi Rahayu, cara untuk mencegah perundungan adalah orang tua memberikan pengertian kepada anak tentang perundungan, biasakan bicara terbuka dengan anak,membantu membangun percaya diri anak, menjadi teladan bagi anak, dan menjadi bagian dari pengalaman online anak.*