Batubara ‘oh’ Batubara 

Ekonomi & Bisnis

October 25, 2023

Zulfa Amira Zaed/Muara Bulian

Petugas dari Dinas Perhubungan Provinsi Jambi sedang mengurai kemacetan parah akibat angkutan batubara di Lintas Sumatera, Kabupaten Muara Bulian. (photo credit: Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)

BATUBARA di Jambi, bukanlah batubara biasa. Batubara yang berasal dari Jambi berkualitas baik, sehingga memenuhi standarisasi ekspor.

Pengangkutannyapun, tidak main-main. Batubara tersebut diangkut dari mulut tambang menuju ke Pelabuhan Talang Duku menggunakan truk bertonase besar.

Menurut data Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, hingga Januari 2023 lalu, sudah ada sekitar 8.600 angkutan batubara yang terdata di aplikasi yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, bernama Simsalabim.

“Jumlah tersebut adalah dari 60 perusahaan tambang batu bara pemegang IUP dan UP, masih akan ditambah lagi dari 25 transportir resmi dari 11 pelabuhan TUKS dan 3 stockpile yang ada di Provinsi Jambi,” kata Ismed Wijaya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi dalam siaran persnya.

Sungguh jumlah yang fantastis dan menimbulkan akibat yang fantastis pula. Macet total.

Saban hari, pengguna jalan di lintas Timur Sumatera harus merasakan kemacetan luar biasa, terutama di malam hari.

Berbagai upaya telah dilakukan, yaitu pembatasan jam operasional angkutan batubara, truk diperbolehkan berjalan mulai pukul 9 malam hingga penyetopan anggutan batubata di periode tertentu.

Namun upaya tersebut tak lantas menghilangkan kemacetan parah akibat angkutan batubara ini.

Sandri Palupi, seorang pengguna jalan yang terjebak kemacetan di Jalan Lintas Sumatera pada Minggu malam (23/10) harus merasakan berhenti diantara truk pengangkut batubara selama berjam-jam tanpa ada pergerakan di wilayah Kabupaten Muara Bulian.

“Kendaraan kami tidak bergerak sama sekali hingga lebih dari tiga jam. Hingga akhirnya petugas Dinas Perhubungan Provinsi Jambi mengurai jalan dengan menuntun kendaraan satu-persatu untuk keluar dari kepungan truk-truk tersebut,” kata Palupi.

Entah sampai kapan pengguna jalan di Provinsi Jambi harus merasakan kemacetan parah dari angkutan komoditas ekspor tersebut.

Makin banyak batubara yang terangkut dari mulut tambang, akan makin macet pula.*

avatar

Redaksi