Banjir Di Jambi Renggut Korban Jiwa

Lingkungan & Krisis Iklim

March 20, 2025

Jon Afrizal/Kota Jambi

Banjir di Desa Karmeo, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi pada pekan kedua Maret 2025. (credits: amira.co.id)

BANJIR, sepertinya, sangat akrab dengan Provinsi Jambi. Setiap tahun, di musim penghujan, banjir adalah teman setia warga Provinsi Jambi.

Laman BMKG menyatakan pada dasarian I Maret 2025, sdebanyak 81 persen wilayah Indonesia memasuki mjusim penghujan. Termasuk Provinsi Jambi, tentunya,

Sehingga, pada dasarian Maret II hingga dasarian April I 2025 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah, yakni 10 mm hingga 150 mm per dasarian.

BPBD Jambi mencatat sebanyak enam dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Jambi dilanda banjir. Yakni; Kota Jambi, Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun, Bungo, Tebo dan Batang Hari.

“Total warga terdampak mendekati angka 100.000 orang,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi, Ismail, mengutip Detik, berlum lama ini.

Seperti di Kabupaten Bungo sebanyak 154 jiwa, Tebo sebanyak 18.762 jiwa, Sarolangun sebanyak 6.875 jiwa, Sungai Penuh sebanyak 364 jiwa, dan Batanghari sebanyak 73447 jiwa.

“BPBD Provinsi Jambi telah mengirimkan surat kepada BPBD kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan,” katanya.

Sementara itu, Pemkot Jambi juga telah menaikkan status bencana banjir dari “Siaga II” menjadi “Siaga I”.

“Sebanyak 355 warga yang terdampak telah diungsikan,” kata Juru Bicara Pemkot Jambi, Abu Bakar.

Penggundulan hutan kerap dianggap sebagai biang kerok banjir. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

Abu Bakar mengatakan sebanyak 22 kelurahan di enam kecamatan terendam banjir. Keenam kecamatan itu, yakni; Kecamatan Jambi Timur, Danau Sipin, Danau Teluk, Telanaipura, Pelayangan, dan Pasar Jambi.

Dan banjir telah mengakibatkan 11.000 Kepala Keluarga (KK) terdampak.

Dimana, sebanyak 4.161 jiwa yang menempati 981 unit rumah, terendam banjir. Umumnya mereka tinggal di bantaran Sungai Batanghari.

Ketinggian banjir yang merendam rumah warga berkisar antar 5 cm hingga 60 cm.

Akibatnya, katanya, banjir  telah membuat beberapa rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga berat. Selain itu, banjir yang melanda Kota Jambi saat ini telah mengakibatkan satu korban jiwa.

Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan bahwa kondisi banjir yang terjadi di Provinsi Jambi adalah karena intensitas hujan tinggi, dan menyebabkan debit air Sungai Batanghari naik.

“Banjir kini sudah jadi musiman. Sebab, ini terjadi karena perubahan iklim cuaca,” katanya.

Selain perubahan iklim, yang mengglobal, tentu saja, dan tidak dapat dipungkiri bahwa banjir yang berulang terjadi di Provinsi Jambi sejak beberapa tahun ini adalah karena rusaknya lingkungan.

Beberapa penyebab yang kerap disebut sebagai biang kerok terjadinya banjir, adalah; penggundulan dan perambahan hutan, dan ekspansi perkebunan sawit. Yang kemudian berlanjut dengan penambangan emas dan batu bara, dengan daya rusak yang hampir sama.

Tetapi, yang utama, dari itu semua, adalah, keserakahan manusia, dan ketidakbijakan dalam mengeksploitasi alam.*

avatar

Redaksi