Overclaimed, Berbahaya

Lifestyle

December 7, 2025

Prameswari Rajapatni

Ilustrasi penolakan konsumen. (credits: Pexels)

OVERCLAIM (verb), mengutip Merriam Webster Dictionary, artinya; untuk mengklaim terlalu banyak (sesuatu, seperti biaya), untuk membuat klaim palsu atau berlebihan tentang (sesuatu),

Overclaim adalah klaim yang terlalu berlebihan terhadap sesuatu. Fenomena ini terlihat banyak berseliweran di beranda media sosial. Terutama konten-konten yang memberi janji terlalu muluk, tanpa didukung oleh bukti atau data yang valid.

Klaim-klaim yang berlebihan ini, mengutip Telkomsel, kelihatan sangat menarik. Meskipun, realitanya, tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Overclaim, umumnya, sering ditemukan pada; iklan produk kecantikan, promosi diet dan gaya hidup sehat, endorse produk digital atau investasi, dan personal branding yang terlalu ambisius.

Sekilas, overclaim memang terlihat “menjual”. Namun, efeknya dapat sanagt serius di amsa depan.

Sebab, jika klaim tidak terbukti, maka followers akan merasa dibohongi. Reputasi influencer atau brand pun dapat turun drastis.

Ilustrasi penolakan. (credits: Pexels)

Selain itu, Indonesia memiliki aturan yang ketat terkait iklan yang menyesatkan. Jika overclaim dianggap melanggar aturan, maka dapat dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Meskipun, overclaim dapat membuat orang percaya dan membeli produk, tapi sesungguhnya yang dibeli adalah “harapan palsu”. Produsen akan kecewa dan menderita kerugian.

Selain itu, jika sebuah brand atau influencer terlalu sering melakukan overclaim, maka akan dapata mempengaruhi kepercayaan publik terhadap industri itu secara keseluruhan. Sehingga, adalah lebih baik untuk tidak memaksa panen likes dan views yang sesaat. Sebab akan merugi secara reputasi.

Adalah lebih baik untuk jujur dan transparan sejak awal.

Sehingga penting untuk belajar menghindari overclaim bagi seorang content creator, influencer, atau pemilik brand. Dengan memberikan data dan fakta yang mendukung, juga testimoni, studi, atau hasil riset, amaka overclaim dapat dihindari.

Overclaim sering terlihat pada kata-kata absolut. Seperti “terbaik,” “paling efektif,” dan “100% berhasil”. Adalah lebih baik untuk menggunakan kata-kata yang realistis. Seperti; “membantu,” “berpotensi,” dan “berdasarkan pengalaman”.

Untuk itu, asas transparansi juga berperan. Sampaikan juga potensi resikonya atau hasil yang mungkin berbeda yang tergantung pada kondisi masing-masing orang.

Akhirnya, pelajari regulasi yang berlaku, baik itu dari BPOM, OJK atau Kominfo. Sehingga, konten promosi menjadi bertanggungjawab.*

avatar

Redaksi