Tantangan Baru AJI Jambi Di Kepengurusan Yang Baru

Hak Asasi Manusia

March 3, 2024

Zulfa Amira Zaed/Kota Jambi

Suwandi dan Rifani Halim (kanan – kiri), ketua dan sekretaris AJI Jambi periode 2024 – 2027.

ALIANSI Jurnalis Independen (AJI) Jambi melaksanakan Konferta ke-V di Mahligai Tower, Kota Jambi, Sabtu (3/2). Suwandi dan Rifani Halim terpilih menjadi ketua dan sekretaris AJI Jambi periode 2024 – 2027.

Suwandi dan Rifani Halim, yang dipilih secara demokratis oleh anggota AJI Jambi, bertugas sejak hari ini, untuk memimpin di masa tiga tahun ke depan, menggantikan Ahmad Riki Sufian dan Gresi Plasmanto yang telah berakhir masa jabatannya.   

“Kami akan melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh pengurus sebelumnya. Dengan menambahkan inovasi-inovasi baru,” katanya, sesaat setelah terpilih.

Sebab, pengurus baru artinya adalah tantangan baru yang bakal dihadapi oleh pengurus. Dengan situasi media yang terus berkembang ke arah depan, katanya, hal utama yang harus diupayakan, adalah mensejahterakan anggota.

“Kami akan tetap melakukan diskusi rutin dengan anggota, untuk menetapkah langkah-langkah konkrit,” katanya.

Selain ketua dan sekretaris, pada Konferta ini juga ditetapkan Majelis Etik, dan Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) AJI Jambi. Majelis Etik AJI Jambi diemban oleh Jon Afrizal, Lily Rambe, dan Kurnia Sandi. Sedangkan tugas-tugas MPO dilaksanakan oleh Suang Sitanggang, Gresi Plasmanto, dan Mareza Sutan AJ.

AJI Jambi adalah bagian dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI). AJI memiliki anggota sekitar 2.000 jurnalis yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. Sedangkan AJI Jambi memiliki 23 anggota.

Dalam kegiatannya, AJI tidak hanya berkaitan dengan peningkatan kapasitas jurnalistik saja. Melainkan juga advokasi dan sejenisnya.

Sehingga, AJI, yang memiliki hubungan historis dengan Reformasi ’98 ini, membiasakan setiap anggotanya untuk memahami isu-isu seperti kebebasan pers, hak untuk berpendapat, hak asasi manusia, dan lingkungan.

AJI Jambi, sejauh ini memiliki hubungan profesi dengan NGO-NGO lingkungan di Provinsi Jambi. Dan hubungan ini akan terus ditingkatkan di masa depannya.

Laban Laisila, pengurus AJI Indonesia bidang Dana dan Usaha, yang menjadi pemantau dalam Konferta ini, mengatakan para jurnalis berkemungkinan akan menghadapi berbagi kesulitan pasca pemilu, sesuai prediksi para pakar.

“Ada potensi ancaman. Sebenarnya sudah kita rasakan saat ini. Dengan kekuasaan yang semakin meningkat, kita tahu bahwa bagaimana kekuasaan mengelola kita, sehingga sikpa kritis dapat menjadi abu-abu,” katanya.

Untuk itu, katanya, pengurus AJI di seluruh Indonesia harus lebih berdekatan lagi dan mengembangkan kerja sama.

“Kita – para jurnalis – harus memperjuangkan demokrasi seutuhnya. Sama seperti AJI di tahun 1997 dan 1998, dan berlanjut hingga saat ini,” katanya.

Selain mengadakan Konferta, AJI Jambi juga menggelar workshop meliput isu lingkungan. Para pemateri dalam kegiatan ini ialah Koordinator Program KKI Warsi Ade Chandra, Manajer Kajian dan Penguatan Informasi Walhi Jambi Dwi Nanto, dan Sustainable Rubber Program Setara Jambi Rachmat Fauzan.*

avatar

Redaksi