Menggali Perspektif Kelompok Marjinal Di Editor Meeting
Daulat
December 17, 2023
Zulfa Amira Zaed/Kota Jambi
Editor Meeting yang membahas tentang kelompok marjinal di tahun politik 2024. ( photo credits: AJI Jambi)
REDAKSI setiap media berpeluang untuk mempengaruhi banyak pembaca. Terutama ketika digelar pentas politik di tahun 2024. Perbincangan dengan masing-masing editor media massa di Kota Jambi akan memberikan gambaran terkait cara pandang masing-masing media terhadap kelompok marjinal.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi menggelar Editor Meeting Rumah Kito Resort, Jumat (15/12). Kehadiran sebanyak 10 editor yang berkerja di ruang redaksi media ini, bertujuan untuk memperkuat informasi tentang kelompok marjinal di ruang redaksi.
Pada “Jumpa Editor” masing-masing perwakilan media saling berbagi dan membahas berbagai isu dalam pemberitaan media.
Tugas yang berat, sebab editor media di ruang redaksi adalah penentu arah pemberitaan media. Kebijakan redaksional diperlukan untuk memperkuat isu-isu terkait kelompok marjinal pada tahun politik.
“Editor Meeting ini diperlukan untuk mengembalikan pentingnya pemberitaan media yang berpegang pada kode etik dan melindungi kelompok marjinal,” kata Sekretaris AJI Jambi Gresi Plasmanto.
Berbagai masukan dalam pertemuan editor meeting ini sangat menentukan. Media perlu menyuarakan komunitas yang terpinggirkan serta memastikan bahwa keprihatinan pada kelompok marjinal ini dapat disampaikan secara terbuka.
“Kita semua mendapatkan gambaran mengenai perspektif redaksi, dukungan dan kendala yang tujuannya untuk penguatan informasi terhadap kelompok marjinal,” katanya.
Sementara itu, pemantik diskusi Suwandi dalam pertemuan itu memaparkan berbagai riset ihwal pemberitaan kelompok marjinal dan minoritas dari berbagai media di tanah air.
Menurut Wendi–sapaan karib Suwandi, menjelang pemilu saat ini isu marjinal sangat mudah digoreng. Begitu pula dengan hoaks yang meningkat tajam dan tak terbendung. Dan ironisnya para politisi ataupun para calon yang berkompetisi dalam pemilu itu turut menyuarakan sekaligus mengeksploitasi ujaran kebencian terhadap kelompok marjinal.
“Masyarakat dan kita yang bekerja di media jangan sampai menjadi echo chamber dan mengamplifikasi pernyataan ujaran kebencian tersebut,” katanya.
Di sisi lain, kelompok minoritas memiliki suara yang amat lemah. Kelompok minoritas ini tak begitu banyak mendapat perhatian suara, media, dan sokongan.
“Karena isu marjinal ini tak mendulang klik,” katanya.
Ketua AJI Jambi Ahmad Riki mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk berbagi informasi baik kendala dan juga masukan di media dalam memperkuat informasi kelompok marjinal.
“Media dan jurnalis berperan penting untuk melakukan edukasi melalui pemberitaan yang berimbang, netral, dan melakukan tentu melalui verifikasi dan berpegang teguh pada kode etik,” katanya.*