Lahan Gambut Jangan Terbakar Lagi

Hak Asasi Manusia, Lingkungan & Krisis Iklim

April 30, 2023

Jon Afrizal/Muara Sabak

Kondisi karhutla di Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjungjabung Timur pada tahun 2019. (credit tittle : Jon Afrizal/amira.co.id)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi telah memprediksi musim kemarau akan dimulai pada awal bulan Mei dan berakhir pada September 2023 nanti. Juga, BMKG telah menyatakan sebanyak 193 titik panas yang mulai muncul di Provinsi Jambi pada April 2023, dan Provinsi Jambi saat ini berstatus Siaga Karhutla.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang umumnya terjadi pada musim kemarau pun mulai mengintip. Meskipun karhutla dapat menyasar lahan dan hutan apa saja, tetapi jika lahan gambut yang terbakar, maka “produksi” kabut asap akan semakin pekat. Tidak hanya mengganggu penglihatan saja, tapi juga mengganggu pernafasan.

Provinsi Jambi memiliki tiga kabupaten yang berada di areal gambut.  Yakni Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur.

Menurut Badan Restorasi Gambut  (BRG), Provinsi Jambi memiliki Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) seluas 617.562 hektare, dari total luas Provinsi Jambi yakni 5 juta hektare.

Sementara menurut Walhi Jambi, total areal yang terbakar di Provinsi Jambi pada musim karhutla tahun 2019 lalu adalah 165.186,58 hektare, dimana 114.900,2 hektare adalah lahan gambut, dan 50.286,38 hektare adalah non gambut.

Untuk menjamin keberlangsungan lahan gambut, Provinsi Jambi juga telah memiliki Perda nomor 1 tahun 2020 tentang tata kelola lahan gambut.

Namun kondisi di lapangan terkadang berbeda dengan “data di atas kertas”. Karhutla, senyatanya, adalah upaya perluasan lahan perkebunan mono kultur. Sebab, tidak ada seorang pun yang rela untuk membakar lahannya, kecuali untuk land clearing dengan biaya murah.

Padahal, menurut Al Dariah peneliti dari Badan Litbang Pertanian Balai Penelitian Tanah, Bogor, cadangan karbon d tanah gambut di provinsi Jambi adalah antara 1.241 ton hingga 2.098 ton per hektare. Dapat dibandingkan berapa kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan gambut. Jika menurut ekonom Joseph Stiglitz, harga karbon haruslah di atas US $ 22 per ton.

Terkait antisipasi karhutla di tahun 2023 ini, Badan Pencegahan Bencana Daerah (BPBD) Tanjungjabung Timur menyatakan telah mendirikan empat posko karhutla. Yakni di kecamatan yang rawan karhutla; seperti Kecamatan Mendahara, Dendang, Berbak dan Sadu.

“Musim kemarau tahun 2023 ini berpeluang 50 persen mirip dengan tahun 2019. Semakin kering musim kemarau, maka semakin besar pula resiko terjadinya karhutla,” Kepala BPBD Tanjungjabung Timur,  Helmi Agustinus, baru-baru ini.*

avatar

Redaksi