Harimau Korban Jerat Dievakuasi
Lingkungan & Krisis Iklim
May 24, 2025
Sena Aji Kesuma/Kota Jambi

Proses evakuasi harimau jantan di Desa Suo-Suo. (credits: BKSDA Jambi)
PETUGAS telah mengevakuasi seekor harimau Sumatera (panthera tigris) berkelamin jantan berusia sekitar 6 tahun. Harimau ini terkenaperangkap jerat babi selama empat hari di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan, di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Harimau jantan itu kini telah dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi untuk menjalani perawatan intensif.
“Lukanya sudah parah dan terjadi infeksi. Harimau ini pun mengalami demam tinggi,” kata Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, mengutip Tribun Jambi, Rabu (21/5).
Tim dokter hewan, katanya, saat ini tengah berupaya menyelamatkan kaki bagian depan harimau itu, dari kemungkinan amputasi. Sebab, infeksi pada lukanya cukup parah.
Petugas medis, katanya, telah melakukan pembersihan jaringan mati dan pemberian antibiotik secara rutin. Meskipun peluang untuk sembuh total sangatlah kecil.
“Kami tetap berusaha agar amputasi tidak perlu dilakukan,” katanya.
Agung menambahkan, jika amputasi dilakukan, harimau jantan akan kesulitan bertahan hidup di alam liar. Sebab, harimau jantan harus mempertahankan wilayah.
Perangkap babi itu telah melilit kaki bagian depan harimau itu, hingga menembus ke tulang. Akibatnya, aliran darahnya terhenti, dan beberapa jarinya putus.
Tim (BKSDA) menggunakan alat berat untuk mencapai lokasi, Selasa (13/5).
“Sewaktu tim mengevakuasi, harimau jantan itu memberontak kuat sekali. Akibatnya kayu pengait jerat patah,” katanya.

Persebaran harimau di dunia, pada warna merah. (credits: IUCN)
Menurut Agung, harimau jantan itu sempat berlari. Tapi tim medis berhasil menembakan obat bius untuk melumpuhkannya.
Proses evakuasi penyelamatan harimau jantan ini adlah berkat laporan dari warga sekitar yang melihatnya. Adapun lokasinya tidak berapa jauh dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Saat ini, BKSDA masih menelusuri asal-usul individu harimau jantan itu.
Populasi harimau Sumatera di alam liar terus menurun akibat deforestasi dan konflik dengan manusia. Berdasarkan data BKSDA Jambi tahun 2024, jumlah harimau Sumatera yang tersisa diperkirakan hanya sekitar 183 ekor, yang tersebar di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), serta sejumlah kawasan hutan lainnya.
Harimau Sumatera adalah keluarga kucing besar yang masuk “daftar merah” International Union for Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN) dengan kategori “Endangered”.
Berdasarkan estimasi terbaru, populasi harimau secara global berjumlah antara 3.726 hingga 5.578 individu, dan terbatas hanya di 10 negara saja.*

