Harga TBS Stagnan, Tapi Sawit Tetap Jadi Primadona
Ekonomi & Bisnis
August 10, 2023
Muhammad Al Fikri/ Kota Jambi
PERKEBUNAN sawit hingga hari ini masih menjadi sektor unggulan di Provinsi Jambi. Kondisi ini dapat dilihat dari terus bertambah luasnya perkebunan sawit, baik itu yang dikelola oleh perusahaan maupun masyarakat.
Menurut data dari BPS Provinsi Jambi, luas perkebunan sawit pada tahun 2015 adalah 459.960,00 hektare. Sedangkan pada 2021, menjadi 530.721,96 hektare. Kabupaten Muarojambi memiliki areal terluas, yakni 136.404,98 hektare.
“Harga TBS (tandan buah segar) sedang baik, Meskipun harga kadang turun,” kata Gubernur Jambi, Al Haris, Senin (7/8).
Menurutnya, saat ini luasan lahan sawit milik masyarakat mengalami peningkatan, jika dibanding perusahaan dan BUMN. Sehingga, ada harapan untuk meningkatkan ekonomi daerah. Meskipun ia tidak menjelaskan data detilnya.
Harga TBS di Provinsi Jambi saat ini memiliki kecenderungan stagnan. Menurut harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi periode 4 hingga 10 Juni 2022, harga TBS adalah Rp 2.343,65 per kilogram. Harga periode sebelumnya, yakni Rp 2.344,9 per kilogram.
Menurut Laporan Keuangan Februari 2023 dari kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi ekspor komoditas minyak dan lemak nabati, termasuk CPO, tercatat sebesar US $ 89,11 juta. Sementara menurut data BPS, total ekspor Provinsi Jambi pada bulan Maret 2023 US $ 222,68 juta.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada September 2022 tercatat sebanyak 283,83 ribu orang dari total 3.677.894 jiwa penduduk Provinsi Jambi. Penduduk miskin ini tersebar tidak hanya di perkotaan saja, melainkan juga di pedesaan, tempat dimana perkebunan sawit berada.
Sehingga diperlukan realisasi program replanting perkebunan sawit untuk mendorong produktivitas TBS. Serta mengembangkaan hilirisasi industri sawit yang terintegrasi, meliputi industri inti dan penunjang lainnya.*