Indonesia Butuh Tenaga Kerja Terampil Di Sektor Energi Tebarukan

Inovasi

May 25, 2025

Natasha Indreswari

Ilustrasi renewable energy. (credits: pexels)

BADAN Energi Terbarukan Internasional (IRENA) menyebutkan bahwa sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 400.000 pekerjaan baru pada tahun 2030. Namun, laporan LinkedIn menunjukkan bahwa antara tahun 2023-2024, permintaan terhadap talenta hijau meningkat sebesar 11,6 persen, sementara pasokannya hanya tumbuh sebesar 5,6 persen.

Namun, ketimpangan yang semakin melebar ini membutuhkan langkah cepat dan strategis. Sebab, dengan target nasional mencapai emisi karbon nol bersih (net zero) pada 2060, Indonesia membutuhkan tenaga profesional yang terampil dan berpengetahuan luas.

“Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga menciptakan peluang kerja yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda,” kata Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Eniya Listiyani Dewi, pada acara Sustainibility Forum 2025, yang diadakan di kampus Monash University di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk itu, katanya, upaya upskilling dan perluasan akses pendidikan vokasi menjadi langkah strategis. Ini agar generasi muda berperan aktif sebagai penggerak menuju masa depan yang berkelanjutan.

“Indonesia berada di garis depan transisi keberlanjutan global. Namun keberhasilannya bergantung pada kemampuan kita untuk membangun tenaga kerja terampil yang dapat mendorong perubahan,” kata Profesor Matthew Nicholson, Pro-Vice Chancellor & President Monash University Indonesia.

Menurutnya, melalui kolaborasi lintas sektor dan pendidikan berkualitas tinggi seperti program Master of Sustainability di Monash University Indonesia, dapat mempersiapkan generasi pemimpin baru untuk membantu mewujudkan target net zero Indonesia pada 2060.

Acara Sustainibility Forum 2025 di kampus Monash University Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu. (credits: Monash University Indonesia)

Sementara itu, Astri Wahyuni, Director of Public Affairs and Sustainability Danone Indonesia, mengatakan, bahwa komitmen Danone Indonesia untuk mencapai target net zero tidak hanya terbatas pada investasi teknologi saja. Tapi juga pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

“Kami percaya bahwa inovasi lahir dari sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan komitmen terhadap lingkungan serta kerja sama lintas sektor,” katanya.

Monash University Indonesia merancang program Master of Sustainability untuk para profesional dari berbagai latar belakang, yang ingin memperdalam pengetahuan tentang keberlanjutan dan menguasai keterampilan praktis untuk menghadirkan solusi nyata.

Program ini disesuaikan dengan kebutuhan industri, memastikan lulusannya siap memimpin ekonomi hijau dan menjawab tantangan nasional.

Program Master of Sustainability ini adalah bagian penting dari komitmen strategis univeristas ini terhadap keberlanjutan. Program yang akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026.

Monash University Indonesia resmi beroperasi pada Oktober 2021 lalu.*

avatar

Redaksi