Beruang Matahari Serang Warga

Lingkungan & Krisis Iklim

November 2, 2025

Jon Afrizal/Kota Jambi

Beruang matahari. (credits: Planet Wild)

SUTINI (50), seorang petani karet, diserangan beruang matahari atau madu (Helarctos malayanus) Rabu, (29/10) pukul 06.30 WIB. Akibatnya, warga RT 07 Dusun Sidomulyo, Desa Sukadamai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi ini mengalami luka serius di bagian bola mata, pelipis dan paha, dan harus dirujuk ke RS Raden Mattaher untuk mendapatkan perawatan intensif.

“Tim BKSDA telah dating kelokasi kejadian,” kata Kasi SKW II BKSDA Jambi, Martialis Puspito KM, mengutip Detik, Kamis (30/10).

Serangan beruang matahari, katanya, juga telah pada bulan Februari 2023 di Desa Sukadamai, dan mengakibatkan korban luka mengalami serius. Jarak antara keda daerah serangan TKP adalah sekitar 2,34 kilometer.

Pun, di Kelurahan Tempino, yang tidak terlalu jauh letaknya dari lokasi, juga terjadi konflik beruang pada tanggal 20 Oktober 2025 lalu.

Lokasi serangan beruang adalah hamparan kebun karet dengan luas sekitar 50 hektare, dengan kondisi tutupan semak belukar (hutan sekunder).

“Kami harap masyarakat dapat segera melakukan penanganan lanjutan guna mitigasi konflik satwa liar,” katanya.

Beruang matahari di Sumatra. (credist: Wiki Commons)

Tindakan itu, seperti; tidak seorang diri ketika berada di lokasi yang rawan konflik, dan segera mencari pertolongan jika terjadi serangan.

Mengutip Planet Wild, terdapat dua jenis beruang matahari yang ditemukan di Asia Tenggara. Yakni, beruang matahari Himalaya yang berada di daratan Asia dan Sumatera, dan subspesies beruang matahari Kalimantan hanya dapat ditemukan di Kalimantan.

Adapun perbedaan keduanya, adalah ukuran, moncong, dan jenis bulu. Beruang matahari Himalaya memiliki bulu yang lebih panjang dan lebih tebal, dengan hidung berbentuk moncong coklat muda. Sementara beruang matahari Kalimantan memiliki bulu yang lebih pendek dan lebih halus, dan hidung yang lebih lebar.

Beruang madu atau beruang matahari (Helarctos malayanus) adalah spesies beruang dalam keluarga Ursidae yang ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara. Beruang ini adalah satu-satunya spesies dalam genus Helarctos dan spesies beruang terkecil dari delapan spesies beruang di dunia.

Jika beruang ini berdiri, maka tingginya adalah 70 centimeter, dengan berat badan antara 25 kilogram hingga 65 kilogram. Beruang ini dapat hidup hingga usia 35 tahun.

Home range beruang matahari adalah India timur laut, Bangladesh, Kamboja, Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, Brunei, Indonesia, dan Malaysia.

Populasi global beruang matahari diperkirakan telah menurun sebesar 35 persen sejak 1990-an, atau hanya 10.000 ekor saja. Adapun ancaman ini terjadi karena deforestasi, dan perdagangan satwa liar.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukan satwa ini ke dalam Red List dengan kategori Vulnerable (Rentan).

Beruang matahari adalah spesies kunci, dan kerap dinyatakan sebagai insinyur ekosistem hutan. Mereka berburu serangga yang tinggal di kayu, dengan menggunakann cakarnya untuk mengoyak rongga dan lubang di kayu mati dan pohon yang menjadi habitat penting bagi spesies hutan lainnya.

Sehingga beruang matahari juga adalah spesies penting bagi perputaran nutrisi dan penyebaran benih melalui makanan dan kotorannya.*

avatar

Redaksi