Batu Suci Dalam Hipotesa Ilmiah Modern

Inovasi

October 31, 2025

Junus Nuh

Muhammad Ali sedang mencium al-Ḥajar al-Aswad pada tahun 1972. (credits: Public Domain)

BATU Hitam yang berada di sudut timur Ka’bah. Batu yang biasa disebut dengan al-Ḥajar al-Aswad ini dihormati oleh umat Islam sebagai peninggalan Islam yang, menurut tradisi Islam, berasal dari zaman Adam dan Hawa.

Batu hitam ini telah dihormati dan disucikan, tetapi bukan untuk disembah, di Ka’bah di Arab Saudi bahkan jauh sebelum Islam hadir.

Menurut tradisi Islam, batu hitam ini ditempatkan utuh di dinding Ka’bah oleh Muhammad pada tahun 605 Masehi. Yakni lima tahun sebelum ia mendapatkan wahyu pertamanya dari Allah, penguasa seluruh alam semesta.

Ka’bah adalah arah kiblat bagi umat muslim, yang berada tepat di kompleks situs bersejarah Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi.

Sejak diletak di dinding Ka’bah, batu hitam ini telah pecah menjadi beberapa bagian, dan kini di-frame dalam sebuah frame perak.

Penampakan fisiknya adalah batu berwarna gelap yang telah terfragmentasi, karena disentuh dengan halus oleh tangan para peziarah, terutama di musim Haji.

Lukisan Mekah tahun 1850. (credits: Public Domain)

Batu hitam ini, seringkali digambarkan sebagai meteorit. Tetapi, karena kesuciannya bagi umat muslim, maka tidak diperbolehkan dilakukan penelitian ilmiah modern terhadap batu hitam ini.

“Kabut yang melingkupi Batu Hitam ini adalah karena para penjaganya tidak mengizinkan tes ilmiah dilakukan terhadap Batu Hitam. Ini dengan kejelasan alasan terkait budaya dan agama,” kata Anthony Hampton dari tim ahli geologi di Universitas Oxford, mengutip Ancient Origins.

Sehingga, tercipta banyak hipotesa ilmiah terkait batu hitam ini. Sebab, begitulah sebuah kepercayaan, dimana sesuatu yang suci tidak boleh untuk dijelaskan secara gamblang, untuk menjaganya tetap suci.

Sebagai bagian dari ritual tawaf selama pelaksanaan ibadah Haji, maka para peziarah muslim mengelilingi Ka’bah. Meskipun tidak gampang, tetapi banyak dari peziarah yang mencoba berhenti untuk mencium Batu Hitam.

Mencium Batu Hitam adalah sebuah tradisi Islam yang telah lama ada.

Meskipun Batu Hitam sangat dihormati, para teolog Islam menegaskan bahwa batu ini tidak memiliki makna ilahiah, dan fungsinya hanya bersifat historis saja.

Hipotesa ilmiah terkait Batu Hitam berkisar pada asal batu ini, yang berkemungkinan adalah; basal, batu agate, atau batu obsidian.

Satu upaya ilmiah telah dilakukan untuk menemukan cara lain untuk mendapatkan informasi tentang Batu Hitam itu. Seperti pengambilan sampel pasir lokal yang diambil dari radius 2 kilometer dari batu itu.

Hasilnya, sampel pasir mengungkapkan sejumlah iridium. Yakni, zat logam yang ditemukan dalam meteorit, dengan kelimpahan yang jauh lebih tinggi daripada kelimpahan rata-rata di kerak bumi.

Juga ditemukan adalah banyak pecahan kerucut, fitur geologi langka, yang hanya dikenal untuk membentuk di batuan dasar di bawah kawah dampak meteorit atau ledakan nuklir bawah tanah.

Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Robert S. Dietz dan John McHone dari University of Illinois pada tahun 1974 menyimpulkan bahwa Batu Hitam mungkin saja bukan berasal dari meteorit.

Tetapi, secara umum, hingga hari ini, Batu Hitam adalah batu suci yang paling terkenal di dunia, dan terus menjadi pusat dari ziarah suci umat Islam.*

avatar

Redaksi