AI, Asisten Anda Hari Ini

Inovasi

June 12, 2023

Muhammad Al Fikri/Kota Jambi

“AI akan menyediakan interaksi yang mirip manusia dengan perangkat lunak dan menawarkan dukungan keputusan untuk tugas tertentu, tetapi AI bukan pengganti manusia – dan tidak akan menggantikan manusia dalam waktu dekat.”

INGAT pertama kali anda membuat akun media sosial, seperti Facebook, misalnya. Anda lalu akan ditanyai tentang minat terhadap sesuatu, seperti olahraga, musik, dan film. Itu adalah cara bagaimana anda memasuki sebuah “dunia” bernama artificial intelligence (AI).

Lalu, pada suatu ketika, anda sedang mencari sesuatu di mesin pencari google. Search engine kemudian memberikan beberapa situs tempat sesuatu yang anda cari itu berada.

Selanjutnya, anda pun ingin pergi ke suatu tempat. Lalu memesan ojek online (ojol), dengan menyertakan alamatnya, dan dijemput driver, hingga sampai di tempat tujuan.

Hidup, kini terasa mudah dengan dukungan AI. Terutama bagi mereka yang bertumpu pada ponsel. Terdapat banyak aplikasi yang menggunakan AI. Sebut saja, google map, mobile banking, atau bahkan  belanja online.

Betewe, anda sering mendengar anak-anak saling bicara ketika sedang main game Mobile Legend?  AI telah menyatukan minat beberapa orang untuk menjadi satu kumpulan orang.

Mengutip sas.com, terminologi AI, atau dengan bahasa Indonesia adalah Kecerdasan Buatan, pertama kali digunakan pada tahun 1956. Awalnya, riset tentang AI adalah untuk penyelesaian masalah dan metode simbolik saja.

Tapi perkembangan komputerisasi telah membuat AI kian populer pada saat ini.  AI meningkatkan volume data, algoritme canggih, dan peningkatan daya serta penyimpanan komputasi.

Sebelumnya, pada paruh 1960-an, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah tertarik dengan AI, dan mulai melatih komputer-komputer untuk menirukan penalaran manusia yang mendasar. Seperti Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), yang digunakan untuk menyelesaikan project pemetaan jalan pada tahun 1970-an.

DARPA adalah asisten pribadi yang cerdas yang telah digunakan secara maksimal pada tahun 2003. Tentunya, pada tahun 2003 itu; Siri, Alexa, atau Cortana bahkan belum diberi nama.

AI, mungkin jauh berbeda dengan gambaran yang diberikan film-film produksi Hollywood dan juga novel fiksi ilmiah. Di sana, AI terlihat sebagai robot yang mirip dengan manusia, memiliki akal dan keinginan dan semakin cerdas, yang bertujuan untuk mengambil alih dunia dari manusia.

Mungkin saja, AI akan seperti yang tertera di novel 1984 karya Goerge Orwell. Novel yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1949 itu, memberikan gambaran real tentang apa yang terjadi di masa depan, di tahun 1984, sama seperti judul novel itu.

Namun evolusi teknologi AI saat ini tidak semenakutkan gambaran itu. Atau, katakanlah – tidak terlalu cerdas. Meskipun, senyatanya, AI telah berevolusi untuk memberikan banyak manfaat spesifik di setiap industri.

Sebagai asisten, AI mengautomasi pembelajaran dan penemuan berulang melalui data. Selain itu, produk (perangkat lunak) ditambahkan AI ke dalamnya sehingga produk itu menjadi lebih cerdas.

AI juga menemukan struktur dan keteraturan dalam data sehingga algoritma memperoleh keterampilan: Algoritma menjadi pengklasifikasi atau prediktor. Melalui big data, AI menganalisa data lebih banyak dan mendalam, dan juga membangun sistem deteksi.

Keakuratan yangmencengangkan melalui jaringan neural mendalam, telah anda rasakan ketika berinteraksi melalui Google Search dan Google Photos. Karena AI memanfaatkan sebagian besar data yang ada di cloud, yang dapat menjadi kekayaan intelektual.

Hanya saja, sebagai asisten, sekali lagi, AI memiliki keterbatasan. Karena pada prinsipnya, AI belajar dari data.

Semakin banyak data yang terkumpul, maka AI akan semakin cerdas. Itu faktanya.*

avatar

Redaksi