China Batasi Eksport Grafit, “Ganggu” Produksi Mobil Listrik
Ekonomi & Bisnis
December 4, 2023
Zachary Jonah

Kebijakan Beijing memperketat ekspor grafit akan berpengaruh terhadap industri kendaraan listrik di dunia. (: canadianmanufacturing)
TERHITUNG sejak 1 Desember ini, China mulai membatasi secara ketat ekspor grafit. Sehingga perusahaan-perusahaan kendaraan listrik baik di Korea, Jepang maupun di dunia barat harus mencari alternatif lain terkait ketergantungan mereka kepada grafit dan bahan energi hijau lainnya dari China.
Beijing mewajibkan eksportir untuk mengajukan izin pengiriman dua jenis grafit, termasuk bahan grafit sintetis dengan kemurnian tinggi, kekerasan tinggi, dan intensitas tinggi, serta grafit serpihan alami dan produk-produknya.
“Kebijakan Beijing kepada dunia barat terkait pembatasan ekspor grafit ini sama artinya dengan China tidak akan membantu dalam pembuatan mobil listrik, dan kami harus menemukan cara lain,” kata CEO Northern Graphite NGC.V, Hugues Jacquemin, mengutip voaindonesia.
Grafit (: graphite) adalah bahan utama baterai kendaraan listrik. Grafit terdiri dari lapisan atom karbon yang dapat menggelincir dengan mudah. Bersifat amat lembut, sehingga grafit dapat digunakan sebagai pelumas untuk membuat peralatan mekanis bekerja lebih lancar.
Grafit pertama kali dinamai oleh ilmuwan Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789. Kata “grafit” diambil dari bahasa Yunani yang artinya menulis. Sebab grafit dapat dibuat menjadi isi pensil.
Mineral grafit dapat ditemukan di batuan metafor. Negara China, sejauh ini, merupakan pemasok grafit terbesar di dunia.
Mengutip nikkei, langkah ini secara global dilihat sebagai reaksi Beijing terhadap Amerika Serikat yang mengkontrol pengiriman chip dan peralatan chip mutakhir ke China. Seperti upaya Washington membatasi China untuk mengembangkan industri semikonduktor canggihnya sendiri.
Kementerian Perdagangan China mengatakan langkah pembatasan ekspor grafit dan pengutamaan penggunaan grafit untuk kepentingan dalam negeri ini adalah upaya untuk memastikan keamanan dan stabilitas rantai pasokan dan rantai industri global, serta untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional secara lebih baik.
Dengan peningkatan penjualan mobil listrik saat ini, produsen otomotif berlomba-lomba untuk mengamankan pasokan dari luar China. Tetapi, kelangkaan mulai mengintai.
Kebijakan pembatasan ekspor grafit ini, tentunya berpengaruh kepada banyak pabrik. Terburuknya, adalah ketika Beijing menghentikan semua ekspor, maka pabrik-pabrik baterai di Jepang dan Korea Selatan kemungkinan besar akan ditutup, lalu harga baterai naik drastis, dan selanjutnya penerapan kendaraan listrik di seluruh dunia terganggu.
“Kebijakan ini dapat berdampak besar pada produksi bagi produsen mobil, termasuk produsen Tiongkok yang mengimpor beberapa anoda mereka dari luar negeri,” kata Mitsutaka Fujita, peneliti di Techno Systems Research yang berbasis di Tokyo.
Tetapi, banyak yang berpendapat kebijakan Beijing ini terhitung nekat dan menggangu pasar mineral di China sendiri. Sebab pabrik pembuat baterai akan berinisiatif untuk mengambil mineral dari negara-negara seperti Australia, India, Brazil dan Vietnam, atau negara-negara di Afrika.
Kondisi ini akan berbahaya bagi industri mineral China ke depannya.*
