Sego Jagung Urap Krokot

Inovasi

July 7, 2025

Astro Dirjo/Salatiga, Jawa Tengah

Sego Jagung. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

“Para pemuda berjumlah 18 orang, yaitu si Blondo, si Karan, si Dayana, si Plat, si Muga, si Kundu, si Glo, si Alen, si Bahu, si Glar, si Limbu, si Tungu. si Tidu, si Gwari, si Kawel, si Balubu, si Bnal, dan si Drawen, semua diberi persembahan, masing-masing berupa sehelai bebed dan 1 kupan emas.” (Prasasti Pangumulan)

SALATIGA adalah kota yang dikelilingi oleh lima gunung. Yakni; Gunung Merbabu (2.432 mdpl), Gunung Telomoyo (1.894 mdpl), Gunung Merapi (2.897 mdpl), Gunung Andong (1.726 mdpl), dan Gunung Ungaran (2.050 mdpl).

Sehingga, tanaman yang hidup di gunung pun dimanfaatkan menjadi lauk pauk. Seperti Krokot (Portulaca oleracea), misalnya.

Krokot adalah tanaman liar yang kerap dianggap sebagai gulma. Meskipun, sejatinya, tanaman ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Krokot disajikan sebagai “urap krokot”. Yang, bersama Gereh (ikan asin) yang digoreng dengan tepung, dijadikan lauk pauk untuk sego jagung (nasi jagung).

Kita akan membahasnya satu persatu.

Nasi jagung adalah makanan khas di beberapa wilayah Indonesia. Nasi jagung berbahan utama jagung pipil (jagung yang telah tua).

Tidak dapat dipungkiri, berdasarkan sejarahnya, nasi jagung yang dikonsumsi di banyak wilayah, adalah karena harga beras yang mahal. Sehingga, disiasatilah dengan mengolah jagung agar berbentuk dan mendekati rasa nasi beras.

Jagung (Zea mays ssp. Mays) masuk ke Indonesia pada abad ke-16, dibawa oleh bangsa Portugis. Tentu saja, jagung berhubungan dengan era Columbian Exchange, yang mentransfer ilmu pengetahuan dan tumbuh-tumbuhan dari Dunia Baru (Benua Amerika) ke Dunia Lama (Eropa dan Asia), dan juga sebaliknya.

Jagung, sama seperti nasi beras, mengandung karbohidrat. Mengutip alodokter, nasi jagung memiliki nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasi beras.

Krokot. (credits: Umsu)

Pada nasi jagung mengandung vitamin A, B1, B6, B12, C dan E. Juga mineral seperti folat, kalsium, fosfor, natrium, dan zink, dan juga serat. Dalam nasi jagung, kandungan gizi tertinggi adalah magnesium (Mg).

Mengkonsumsi magnesium membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes dan darah tinggi. Namun, bagi mereka yang tidak cocok mengkonsumsi jagung atau bahan-bahan yang diolah dari jagung termasuk nasi jagung, dapat menimbulkan flatus (buang angin).

Secara komposisi, dalam 100 gram nasi jagung mengandung sekitar 360 kalori dan beragam nutrisi. Yakni; 8 gram protein, 5,5 gram serat, 0,5 gram lemak, 55 miligram fosfor, 45 miligram kalium, 1 miligram zat besi, dan, 10 mikrogram selenium.

Nasi jagung juga mengandung vitamin B kompleks, zinc, folat, kolin, dan antioksidan. Makanan ini juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah jika dibandingkan nasi beras. Sehingga, nasi jagung cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes atau orang yang sedang menjalani diet.

Selain itu, serat dalam nasi jagung yang cukup tinggi, dapat merangsang pergerakan usus serta membuat tekstur kotoran jadi lebih padat. Dan, membuat nasi jagung cocok dikonsumsi untuk mencegah dan mengatasi sembelit.

Efek prebiotic yang ada pada nasi jagung, dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Sehingga sistem pencernaan lebih sehat dan lebih kuat melawan kuman penyebab infeksi di dalam usus.

Nasi jagung mengandung lutein dan zeaxanthin. Yakni antioksidan yang penting menjaga sel-sel tubuh dari kerusakan, termasuk sel-sel pada mata. Kedua senyawa ini membantu melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas serta mencegah penyakit mata terkait usia, seperti degenerasi makula.

Kandungan fosfor pada nasi jagung dapat menjaga kesehatan dan kekuatan jaringan tulang dan gigi. Sehingga, risiko terjadinya osteoporosis pun dapat berkurang.

Dengan kandungan seratnya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), maka nasi jagung pun mendukung kesehatan jantung. Sedangkan kandungan kalium dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Keduanya berperan penting memelihara kesehatan jantung dan pembuluh darah. Serta, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke.

Selayaknya nasi, maka nasi jagung pun dimakan dengan lauk pauk.

Di Kota Salatiga, lauk pauk untuk nasi jagung adalah “urap krokot” dan Gereh.

Pintu Tol Salatiga, dengan latar Gunung Merbabu. (credits: public domain)

Krokot, mengutip Rynari, mengandung vitamin A, C. Dan, mineral penting, seperti; magnesium, kalium, dan zat besi. Selain itu, krokot juga mengandung asam lemak omega-3, yang biasanya ditemukan dalam ikan.

Sehingga, krokot yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional, dapat menangkal penyakit diabetes, jantung, dan peradangan. Tanaman krokot juga memiliki sifat antioksidan yang tinggi, membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Namun, tanaman krokot juga mengandung oksalat. Zat ini berisiko pada penderita masalah ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan.

Prasasti Pangumulan peninggalan Kedatuan Medang di tarikh 902 Masehi, pun telah memgungkapkan bahwa gereh telah dikenal oleh masyarakat luas pada era itu. Rasa asin yang identik dengan garam, adalah bahan yang sulit ditemukan di pegunungan.

Dengan cara mengasinkan ikan, maka ikan akan menjadi tahan dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama.

Meskipun kerap dikonotasikan sebagai makanan rakyat jelata, namun Gereh adalah filosofi tentang bagaimana sebuah komunal dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.

Tentang: bagaimana segala keterbatasan dapat dikalahkan.*

avatar

Redaksi