Dana Iklim Mengucur Ke Negera Berkembang

Lingkungan & Krisis Iklim

October 16, 2024

Astro Dirjo

Illegal Logging akibat pembukaan jalan angkut tambang batu bara di zona inti Hutan Harapan. (credits: Jon Afrizal/amira.coid)

UNI Eropa (UE) berkomitmen mendukung negara berkembang dalam menghadapi perubahan iklim. UE pun berjanji untuk membayar bagian mereka dari dana tahunan sebesar USD 100 miliar atau setara dengan IDR 1.564 triliun, menjelang KTT PBB COP29 di Baku, Azerbaijan. Demikian mengutip Euro News.

Menteri keuangan UE menegaskan pihaknya mendukungan negara-negara yang terdampak perubahan iklim. Dan, juga berjanji terlibat secara konstruktif dalam pembicaraan PBB mendatang.

Para menteri itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi di tahun 2023, yang adalah tahun dengan iklim terpanas yang pernah tercatat. Seperti juga meningkatnya panas laut, kenaikan permukaan laut, dan pencairan gletser.

Dalam Paris Agreement, negara maju seharusnya meningkatkan pendanaan iklim untuk negara berkembang hingga mencapai target USD 100 miliar per tahun pada tahun 2020.

Namun jumlah itu berhasil dicapai pada tahun 2022, sebesar USD 116 miliar atau setara IDR 1.814 miliar untuk total pendanaan global. Sementara, seperempatnya berasal dari anggaran UE.

Beberapa negara dalam Paris Agreement menyerukan untuk berkontribusi lebih dari negara lain. Dengan tuntutan khusus terhadap Tiongkok, sebagai penyebab pencemaran besar.

Sementara Greenpeace mengecam pemerintah Uni Eropa terhadap ketidakmampuan mereka untuk mengenali tanggung jawab industri fossil. Greenpeace mengklaim bahwa pencemar besar meraih keuntungan tinggi saat bencana iklim terjadi.

Greenpeace juga menyerukan Uni Eropa untuk menuntut akuntabilitas dari para pencemar. Greenpeace mendorong negosiator UE untuk meningkatkan pendanaan di Baku.

Sedangkan Climate Action Network (CAN) memperkirakan negara berkembang memerlukan sekitar USD 1 triliun atau setara dengan IDR 15.630 triliun per tahun untuk menangani dampak perubahan iklim.

Pada COP29 yang dibuka pada 11 November di Baku, pembicaraan pendanaan iklim terfokus pada target baru pasca-2025. Pertemuan menteri lingkungan UE dijadwalkan berlangsung pada 14 Oktober untuk mengadopsi posisi keseluruhan UE untuk COP29.*

avatar

Redaksi