Selamat Ulang Tahun, Jambi!

Daulat

January 8, 2024

Junus Nuh/Kota Jambi

Tempat pesawat televisi untuk publik yang berada di taman di areal perkantoran Telanipura. Pada era 80-an, pesawat televisi masih terpasang di sini. Kini, pesawat televisi itu sudah tidak ada lagi. (photo credits : Jon Afrizal/amira.co.id)

USIA yang semakin bertambah, ternyata, akan semakin banyak meninggalkan. Meninggalkan indahnya kenangan jauh di belakang, dan bahkan lebih dari itu.

Kenangan, bahwa dulu, Provinsi Jambi dikenal karena kesejukannya. Karena hutan lebat dan tempat berdiamnya Datuk Belang Harimau Sumatera.

Kini, tepat di hari ulang tahun Jambi ke-62 pada tanggal 6 Januari 2024, banjir melanda banyak kabupaten/kota. Kota Sungaipenuh, Kabupaten Bungo, Kerinci dan Tebo.

Tempat-tempat dimana kawasan hutan disahkan sebagai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang mendunia itu.

Sebanyak 14.868 unit rumah di 70 desa di 14 kecamatan terendam banjir, dan 59.144 jiwa terdampak bencana. Ini adalah banjir terparah sepanjang 10 tahun terakhir.

Banjir adalah bencana. Bencana yang berasal dari tangan manusia yang menebang tegakan demi tegakan pohon. Sejak era lampau, dan mungkin entah sampai kapan.

Banjir. Setelah musim kemarau sebelumnya diluluhlantakkan karhutla.

Mari sedikit bicara data. Menurut analisa dari NGO KKI Warsi, telah terjadi pembukaan hutan dan lahan besar-besaran di Provinsi Jambi di sepanjang tahun 2023. Terpantau areal terbuka seluas 160.105 hektare di berbagai fungsi kawasan.

Terbesar berada di APL (51.904 hektare), areal restorasi (41.116 hektare) dan HTI (16.255 hektare). Lalu taman nasional (13.097 hektare) dan hutan lindung (1.725 hektare).

“Tutupan hutan yang menipis, pengerukan sumber daya alam yang tidak taat aturan, dan berpadu dengan perubahan iklim telah menciptakan bencana banjir dan longsor di banyak daerah,” kata direktur KKI Warsi, Adi Junedi. 

Pada saat yang sama, Jambi masih hiruk pikuk dengan aktivitas gali menggali batu bara. Hingga terbentuk danau-danau buatan yang menganga di banyak open pit di banyak kabupaten di tengah dan huluan Jambi.

Apa yang akan kita wariskan untuk anak cucu nanti? Selain kerusakan demi kerusakan alam atas nama nafsu sesaat?

Bahkan, televisi tempat dulu kita sering nonton bareng di setiap hari Minggu sore di taman rumah adat Kajanglako di kawasan perkantoran Telanaipura sudah tidak ada lagi.

Areal “pentol korek” tempat dulu beradu cepat mengejar aspal jalanan. Sekarang, pentolnya sudah tidak ada lagi, meskipun, masih sering menjadi arena adu kecepatan kendaraan.

Begitu cepatnya kita melupakan kenangan. Selamat Ulang Tahun, Jambi.*

avatar

Redaksi