“Mayday Mayday Mayday”, Martir Di Musim Semi

Hak Asasi Manusia

May 1, 2024

Jon Afrizal

May Day (credits : madeinatlantis)

MAYDAY mayday mayday, adalah sinyal marabahaya untuk menandakan keadaan darurat yang mengancam jiwa. Kata yang diulang tiga kali berturut-turut itu umumnya digunakan oleh para penerbang dan pelaut. Juga pemadam kebakaran, kepolisian, dan organisasi transportasi.

Harusnya isyarat ini juga digunakan pada tanggal 1 Mei tahun 1886. Dimana sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari.

Aksi serupa juga terjadi di banyak negara Eropa. Pemogokan-pemogokan dilakukan oleh buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.

Alexander Trachtenberg dalam History of May Day mengatakan aksi ini berlangsung selama 4 hari, terhitung sejak tanggal 1 Mei. Aksi ini terinspirasi oleh gerakan dari organisasi pekerja Knights of Labour di Chicago, yang telah terbentuk pada April 1886.

Ratusan ribu pekerja itu berkeinginan kuat menghentikan dominasi kelas borjuis. Mereka sangat dipengaruhi ide-ide dari International Workingsmen Association (IWA).

Para demonstran melakukan pawai besar-besaran pada tanggal 4 Mei 1886 di bundaran lapangan Haymarket. Ratusan orang pekerja tewas akibat bentrok dengan petugas keamanan. Para buruh yang meninggal dikenal dengan sebutan martir.

Para pemimpin mereka ditangkap, untuk kemudian dihukum mati dengan cara digantung. Mereka terdiri dari delapan orang yang aktif di Chicago, dan dituntut dengan tuduhan pembunuhan berencana. Mereka adalah August Spies, Albert Parsons, Adolph Fischer, George Engel, Fielden, Michael Schwab, Louis Lingg dan Oscar Neebe.

Gubernur Altgeld, adalah pejabat publik yang membela para pekerja. Meskipun, atas pembelaan itu, ia harus kehilangan karier politiknya.

“Mereka yang telah dibebaskan, bukanlah karena mereka telah diampuni, melainkan karena mereka sama sekali tidak bersalah. Dan, bahwa mereka yang telah dihukum gantung dan yang sekarang dibebaskan adalah korban dari sistem yang korup di Amerika,” katanya ketika membebaskan sisa tahanan peristiwa Haymarket, pada Juni 1893.

Peristiwa tanggal 1 Mei di Amerika Serikat telah membuat Kongres Sosialis Dunia yang diadakan di Paris pada bulan Juli 1889 untuk menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari buruh sedunia. Sejak saat itu, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara.

Bahkan beberapa negara menjadikan May Day sebagai hari libur nasional. Seperti Indonesia, misalnya.

Di negara-negara empat musim, tanggal 1 Mei juga adalah perayaan di musim semi, dengan sebutan yang sama: May Day. May Day memiliki sejarah dan tradisi yang panjang di Inggris, dan beberapa di antaranya akhirnya sampai ke Amerika.

Secara tradisional, mengutip almanac.com, 1 Mei adalah titik tengah antara titik balik matahari musim semi dan titik balik matahari musim panas. Sejenis perayaan menyambut musim semi yang diisi dengan nyanyian dan tarian untuk merayakan tumbuh-tumbuhan yang mulai bertunas di ladang para petani .

Sama seperti tanda bahaya dari para martir di peristiwa Haymarket, yang selalu diperingati setiap tahun. Dengan harapan, tunas-tunas yang telah tumbuh akan menghasilkan perbaikan bagi kesejahteraan buruh. Happy May Day.*

avatar

Redaksi