Do It Yourself : Atasi Banjir Perkotaan Dengan Biopori

Inovasi

December 21, 2023

Zulfa Amira Zaed

(: utakatikotak)

MUSIM penghujan, bagi warga perkotaan, identik dengan banjir. Curahan air hujan yang tidak lagi dapat diserap tanah, karena permukaan tanah sudah tertutup oleh benda-benda padat seperti semen, misalnya.

Akibatnya, air yang memiliki kecenderungan mengikuti kontur tanah, pun mengalir ke daerah yang rendah. Air pun menggenang, selama beberapa jam atau mungkin juga berhari-hari.

Kecenderungan pengetahuan go green pada saat ini, telah membuat manusia menciptakan sesuatu yang berkesesuaian dengan memanfaatkan alam lingkungan. Satu diantaranya, adalah biopori, yang berguna untuk mengatasi banjir.

Biopori, mengutip waste4change, adalah lubang atau terowongan kecil yang terbentuk di bagian bawah tanah yang dihasilkan dari aktivitas organisme seperti cacing, rayap, akar tanaman, dan lainnya.

Secara konsep, biopori adalah replika dari lubang atau terowongan alami ini. Yakni lubang berbentuk silinder berdiameter 10 centimeter yang ditanam ke dalam tanah secara tegak lurus kedalaman 100 centimeter.

Lubang resapan biopori ini dapat dibuat sendiri. Manfaatnya banyak sekali. Seperti membantu mengurangi sampah organik, menggemburkan tanah, mengurangi terbentuknya genangan air pada musim hujan, mencegah banjir, dan meningkatkan cadangan air pada tanah.

Untuk kawasan perkotaan dengan luasan lahan yang sangat terbatas, maka lubang resapan biopori dapat dibuat di pekarangan rumah. Terutama di tempat air yang biasanya berkumpul secara alami.

Dengan sedikit inovasi, lubang resapan biopori dapat juga dibuat di dasar selokan, di dekat pohon, di bagian bawah pekarangan rumah, atau di batas taman. Yang terpenting, adalah, terhindar dari tempat-tempat yang biasanya dilintasi orang banyak, agar penutup biopori tidak rusak terinjak.

Jika anda ingin membuat sendiri, maka ini tipsnya untuk anda.

Alat-alat yang diperlukan adalah linggis atau bor tanah, pipa plastik diameter 10 centimeter yang telah dilubangi beserta penutup pipa, sampah organik, dan air.

Pertama, basahi tanah menggunakan air untuk melunakkan tanah yang akan digali. Lalu, galilah lubang dengan menggunakan linggis atau bor tanah. Pastikan lubang yang digali tegak lurus.

Selanjutnya, masukkan pipa plastik ke dalam lubang yang telah digali. Kemudian isi pipa plastik yang sudah ditanam itu dengan sampah organik. Jika telah terisi, maka tutuplah dengan penutup pipa.

Agar lubang resapan biopori berdayaguna secara maksimal, maka sebaiknya mengikuti rumusan ini. Yakni; jumlah lubang resapan biopori = intensitas curah hujan (dalam mm/jam) x luas resapan (dalam m2) dibagi laju resapan air per lubang (dalam liter/jam). Dengan jarak antar lubang sejauh 50 centimeter.

Sedangkan perawatan lubang biopori sendiri dapat dilakukan dengan cara mengisinya dengan sampah organik, yang mudah terurai. Lubang biopori berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm dapat diisi sekitar 7,8 liter sampah organik. Atau, setiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2 hingga 3 hari.

Setelah tiga bulan, maka sampah organik itu akan berwujud menjadi kompos. Kompos dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman anda, dan lubang resapan biopori dapat diisi kembali.

Banjir dapat teratasi, dan tanaman anda pujn mendapatkan pupuk alami.*

avatar

Redaksi