Kembali Gunakan Masker, Tangkis Virus HMPV
Lingkungan & Krisis Iklim
January 12, 2025
Junus Nuh

Kota Beijing telah mengalami lonjakan kasus HMPV, terutama di kalangan anak-anak dan lansia, pada musim dingin ini. (credits: Getty Images)
KASUS infeksi saluran pernafasan akibat virus Human Metapneumovirus (HMPV) umumnya meningkat pada musim dingin di negara sub tropis. Seperti yang terjadi di China utara pada bulan Desember lalu, dan suhu rendah diperkirakan akan berlangsung hingga Maret nanti.
Sama halnya dengan banyak infeksi pernapasan, HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi. Ini karena virus bertahan lebih baik di suhu dingin, dan dapat berpindah lebih mudah dari satu orang ke orang lain. Sebab banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dengan jendela tertutup.
Kebanyakan infeksi HMPV bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, pada beberapa kasus, terutama pada orang dengan risiko tinggi, infeksi dapat lebih serius dan memerlukan perawatan medis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik. Sebab HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
“HMPV telah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Budi, mengutip Kementerian Kesehatan, Senin (6/1).
Budi mengatakan bahwa virus HMPV berbeda dengan virus COVID-19. Menurutnya, COVID-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.
“Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik,” katanya.
HMPV, mengutip biofarma, adalah virus yang menyebabkan penularan penyakit di bagian saluran pernapasan. Penularan virus HMPV biasanya menimbulkan berbagai gejala. Seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, serta demam.
Virus HMPV dapat menyerang siapa saja. Tetapi virus HMPV lebih sering terjadi pada bayi, anak di bawah usia 5 tahun, lansia yang memiliki penyakit kronis, serta orang yang memiliki sistem imun yang lemah.

Struktur virus HMPV. (credits: Wiki Commons)
Ditemukan pada tahun 2001, HMPV dipercaya telah bersirkulasi lama. Sebab secara hubungan kekerabatan dekat dengan Avian Meta Pneumo Virus (AMPV) yang sudah lama ditemukan.
Orang yang terpapar HMPV memiliki gejala yang mirip dengan orang yang terkena flu. Seperti; batuk kering atau berdahak, pilek atau hidung tersumbat, demam ringan hingga tinggi, sakit tenggorokan, sesak napas, mudah lelah, dan kehilangan nafsu makan.
Pada kasus yang lebih serius, infeksi virus HMPV dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis.
Masa inkubasi virus HMPV berkisar antara tiga hingga enam hari setelah paparan. Sedangkan gejala HMPV biasanya berlangsung selama dua hingga lima hari.
Tetapi, pada beberapa orang gejala tersebut dapat bertahan lebih lama. Jika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau muncul tanda-tanda seperti kesulitan bernapas, atau nyeri dada.
HMPV menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh. Seperti droplet dari batuk atau bersin.
Serta kontak dengan permukaan benda yang terkontaminasi. Seperti gagang pintu atau mainan.
Adapun langkah pencegahan terhadap virus ini, adalah dengan cara; mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
Juga, menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit, menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik, dan menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.
Hingga saat ini, belum tersedia obat antivirus atau vaksin spesifik untuk HMPV. Namun, gejala HMPV dapat diatasi dengan beberapa langkah.
Yakni; menggunakan pelembab udara (humidifier) untuk membantu pernapasan, minum air hangat atau teh untuk mengurangi iritasi tenggorokan, istirahat yang cukup untuk memulihkan daya tahan tubuh, meminum obat pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen untuk membantu meredakan demam dan juga nyeri, menggunakan pengobatan simptomatik untuk mengurangi keluhan yang dialami, seperti menggunakan obat-obatan untuk meredakan hidung tersumbat atau batuk.
Terpenting, jika gejala semakin memburuk, segeralah berkonsultasi dengan dokter.*

