PEREMPUAN ditakdirkan untuk terlihat cantik. Aksesoris berupa bros, kalung, gelang dan cincin adalah upaya untuk memperteguh takdir itu.
Adalah Uswatun Hasanah, ibu dari dua orang bocah laki-laki, yang tidak kehabisan ide untuk mengolah dan memadukan berbagai materi sebagai handycraft.
Kota Kuala Tungkal yang dikenal sebagai penghasil kopra membuat ia berpikir untuk memanfaatkan tempurung kelapa sebagi bahan untuk aksesoris.
“Saya memadukan kawat tembaga, batu alam, dan tempurung kelapa menjadi aksesoris,” kata pemilik Aisha Craft ini.
Usaha ini telah ia mulai sejak 2013 lalu. Dan telah pula didaftarkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tanjungjabung Barat.
Meskipun, Aisha Craft tidak pernah dibantu oleh pemerintah. Baik itu secara permodalan maupun peralatan.
Padahal, untuk membuat manik-manik dari tempurung kelapa butuh peralatan khusus.
Aisha Craft pun kerap mengikuti pameran di banyak tempat. Baik itu di Kota Kuala Tungkal maupun di beberapa kota lainnya.
Setiap satu aksesoris yang ia hasilkan dikerjakan dalam waktu maksimal tiga jam. Tentu ide dan kreatifitas harus dihargai dengan harga yang sesuai.
Untuk cincin, misalnya. Ia mematok harga IDR 80.000 hingga IDR 150.000 per buah. Sementara gelang, IDR 80.000 hingga IDR 200.00 per buah.
Sedangkan bros berkisar antar IDR 7.500 hingga IDR 250.000 per buah.
“Semakin rumit motifnya, maka pembuatannya akan semakin lama. Sehingga harganya pun mengikuti kerumitan proses pembuatannya,” katanya.
Dalam setiap bulan, aksesoris ini mampu terjual sebanyak 100 pieces.
Aisha Craft menyasar pembeli yang memahami dan menghargai seni. Sehingga ia lebih memilih menjual secara online ketimbang offline.
Kini, Aisha Craf tengah menjajaki penjualan di toko-toko beraplikasi di internet. Tentunya harus pre order. Agar kualitas tetap terjaga dan pembeli tidak kecewa.
“Keinginan saya, tidak hanya menjual produk untuk keuntungan pribadi saja," katanya.
Tetapi, katanya, adalah juga untuk menularkan kreatifitas ini kepada orang lain. Sehingga peluang kerja pun terbuka.*