Si Pemberani Dari Djambi
Jon Afrizal/Tanjungjabung Timur
Di sini telah bersemayam dengan tenang, seorang sakti gagah perkasa. Tokoh rakyat Djambi, dan penyebar agama Islam di Djambi, Rang Kayo Hitam.
Sayid Ahmad Kamil, demikian nama asli raja keempat Kerajaan Melayu Djambi ini. Yang memerintah Djambi di tahun 1500 masehi.
Di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjungjabung Timur ini, makam Rang Kayo Hitam bersejajaran dengan makam istrinya, Puteri Mayang Mangurai.
Tak jauh dari kedua makam itu, terdapat pula makam seekor kucing, yang menjadi peliharaan Rang Kayo Hitam.
Tepat di depannya, terdapat Sungai Berbak. Sungai yang mengarah ke hiliran hingga menuju Laut China Selatan. Sebagai “gerbang“ masuknya berbagai bangsa ke Djambi, di masa lalu, dengan menggunakan kapal laut.
Pada situs makam ini, juga terdapat penjelasan dua budaya yang berada di dua masa: Islam dan Hindu-Budha. Dua budaya yang menjelaskan keberadaan “the forgotten kingdom”.
Tentang masa lalu Kerajaan Melayu Djambi, yang kemudian berubah menjadi Kesultanan Djambi.
Nisan makam Rang Kayo Hitam terbuat dari batu andesit, berbentuk kurawal, dan berada di arah utara – selatan. Membuat orang di masa kini berpikir tentang dari mana batuan beku vulkanik ini berasal.
Sama seperti era sebelum Islam datang ke Djambi. Ketika Hindu – Budha menggunakan batu andesit sebagai bagian dari sebuah candi : Muara Jambi.
Sebagai perlambang kerukunan, sebagai penghargaan terhadap setiap perbedaan.
Tetang hubungan kekerabatan antar kerajaan Djambi dengan Mataram. Tentang si pemberani yang mempersunting puteri raja Mataram, yang bernama Mayang Mangurai.*
(credit tittle : Jon Afrizal/amira.co.id)