“Meninjau” Danau Maninjau 

Zulfa Amira Zaed

amira gambar berita interaktif

TERAMAT sulit untuk tiba di Maninjau. Tanpa kendaraan umum atau travel dengan trayek khusus. Yang ada hanya minibus omprengan yang menunggu di kawasan Padang Luar. Meskipun, sesungguhnya, kawasan ini adalah kawasan yang sakral bagi Bangsa Indonesia.

amira gambar berita interaktif

Betapa tidak, tidak jauh dari danau kaldera dengan panjang sekitar 16 kilometer, lebar sekitar 7 kilometer dan kedalaman sekitar 105 meter ini, terdapat sebuah daerah bernama “Koto Gadang”. Desa ini adalah tempat lahirnya pahlawan nasional Agus Salim, dan lainnya. Mereka yang ikut berjuang dan berunding untuk kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945.

amira gambar berita interaktif

Indahnya pebukitan, "kelok ampek puluah ampek" seolah membuat lupa akan kondisi minibus omprengan yang penuh sesak dengan berbagai barang bawaan penumpang. Hidangan belut sawah yang digoreng dengan cabai merah tentu akan membuat tubuh beradaptasi dengan dinginnya suhu, yang semakin malam akan semakin dingin hingga subuh hari menjelang.

amira gambar berita interaktif

Penduduk lokal berjualan hasil bumi di pinggir jalan. Buah segar, labu kuning, dan, yummy, kacang kulit gongseng.

amira gambar berita interaktif

Setidaknya, perlu edukasi kepada masyarakat lokal bahwa tourism adalah mendatangkan income. Bahwa keindahan alam pun harus ditunjang dengan hospitality.*

(Photo :Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)