Jejak Taipan Dari Medan
Zulfa Amira/Kota Medan

DULUNYA, Tjong A Fie Mansion adalah rumah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Hakka, Tiongkok.

Ia adalah Tjong A fie yang datang ke Kota Medan pada 1878. Ia bekerja serabutan hingga berhasil memiliki perkebunan.

Kebun yang ia miliki bukan hanya di Sumatera Utara tetapi juga Sumatera Barat hingga memiliki 10.000 pekerja.

Bermula dari perkebunan tembakau, lalu karet. Ia juga membangun pabrik gula, perusahaan karet, bank, perusahaan kereta api, dan investor di berbagai perusahaan.

Pada tahun 1911, Tjong A Fie diangkat sebagai "Kapitan Tionghoa" (Majoor der Chineezen) untuk memimpin komunitas Tionghoa di Medan, menggantikan kakaknya, Tjong Yong Hian.

Ia menikah dengan MDM Lim Koei-Yap, seorang perempuan asal Deli. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tujuh orang anak.

Sebagai hadiah ulang tahun pernikahan, Tjong A Fie memberikan hadiah berupa rumah mewah yang dibangun pada tahun 1895 hingga 1900 di atas tanah seluas 8000 meter persegi dengan gaya arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco.

Bahkan, kala itu rumah tersebut merupakan bangunan pertama yang dialiri tenaga listrik di Kota Medan.

Kini rumah tersebut difungsikan sebagai museum.

Museum ini berbentuk simetris yang memiliki dua sayap di bagian kanan dan kiri. Keseluruhan bangunan terdiri dari 35 ruang dan 2 lantai.

Museum yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 105, Kesawan, Medan, Sumatera Utara tersebut, pada sayap bagian kanan hingga kini masih dihuni oleh keturunan Tjong Afie, yaitu Tjong Njie Mie, anak kesebelas dari putra keempat Tjong A Fie.

Tjong A Fie wafat pada 8 Februari 1821. Kala itu masyarakat Kota Medan berduka, sosok yang menjadi penggerak ekonomi berpulang.

Ia dikenal bukan hanya karena kaya raya tetapi juga karena kedermawanannya.

Ia turut membantu pembangunan Masjid Raya Al Mashun Kota Medan, kuil, gereja, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. Sebagai bentuk penghormatan, namanya diabadikan sebagai nama ruas jalan di Kota Medan.*
