Illegal Drilling Meringsek Kawasan Restorasi Ekosistem
Jon Afrizal/Musi Banyuasin
DI sini, dipersinggungan Kabupaten Batanghari dan Sarolangun Provinsi Jambi, dengan Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, illegal drilling merajalela.
Tiang-tiang rig setinggi belasan meter, menghujam puluhan meter jauh ke dalam tanah, di kawasan restorasi ekosistem Hutan Harapan. Lebih dari 20 sumur minyak illegal berkumpul di dua titik.
Tiang-tiang rig berwarna merah dan kuning. Tiang berwarna sama, seperti yang pernah Amira lihat beberapa waktu lalu, ketika berkunjung ke Desa Sako Suban Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Kawasan eks logging, yang sejatinya, telah ditetapkan oleh negara sebagai kawasan yang harus diperbaiki, demi keberlangsungan ekosistem, sejak awal tahun 2000-an lalu.
Dan, anak sungai yang tercemar. Adalah pemandangan yang dianggap lumrah di sini.
Lokasi ini telah dibubarkan oleh Polhut Sumsel pada awal September 2024 lalu. Tetapi, sejak pertengahan Oktober 2024, kembali ramai.
Para pelansir terlihat sibuk membawa 10 derigen minyak mentah per sepeda motor, untuk digoreng di KM 51. Setiap 1 derigen berisi 30 liter minyak mentah.
Mereka memang dibayar murah oleh pemodal. Juga, para pekerja di sumur.
Tetapi, dengan resiko yang tinggi: nyawa sebagai taruhannya.
Para pemodal, berada di daerah terdekat dari kawasan itu. Boleh jadi di Sungai Bahar, atau juga di Sako Suban.
Dengan cara menduga-duga, para pekerja menggali sumur minyak. Jika beruntung, setiap satu sumur akan menghasilkan satu atau dua drum bervolume sekitar 200-an liter minyak per drum, per hari.
Jika tidak beruntung, maka sumur akan segera mereka tinggalkan. Mereka akan berpindah mencari lokasi yang lain.
Dan, pola berpindah ini adalah pola perambahan, dan merusak alam.
Kawasan perbatasan Jambi – Sumatera Selatan, adalah legenda tentang minyak bumi. Yang telah ditinggalkan ketika Perang Dunia Ke-2 meletus.
Kini, setelah kerusakan ditimbulkan, adalah saatnya bagi banyak pihak untuk berpikir jernih. Timbang menimbang. Baik dan buruk.
Sebelum datangnya bencana alam. Dengan efek kehancuran yang luar biasa.*