Nusantara Dalam Litography Masa Hindia Belanda

Zachari Jonah

amira gambar berita interaktif

DESAIN berupa sketsa, gambar atau lukisan, adalah tehnik dokumentasi yang cukup populer dan banyak digunakan pada masa Hindia Belanda, di abad ke-19.

amira gambar berita interaktif

Grafis planologi ini men-save tentang dunia; alam dan manusia.

amira gambar berita interaktif

Beberapa nama yang “mengabadikan” kondisi Pulau Jawa pada masa itu adalah;

amira gambar berita interaktif

Auguste van Pers, Josias Cornelis Rappard dan Ab Salm.

amira gambar berita interaktif

Ketiganya adalah pelukis berkewarganegaraan Belanda.

amira gambar berita interaktif

Auguste van Pers melukis tentang budaya, orang, dan keseharian masyarakat.

amira gambar berita interaktif

Josias Cornelis Rappard melukis tentang indahnya alam dan budaya.

amira gambar berita interaktif

Ab Salm melukis tentang indahnya alam.

amira gambar berita interaktif

Candi-candi peninggalan Hindu-Buddha yang ditemui di banyak tempat di Pulau Jawa,

amira gambar berita interaktif

terdokumentasikan, sebagai perwujudan peninggalan budaya era lampau.

amira gambar berita interaktif

Tidak hanya Josias Cornelis Rappard,

amira gambar berita interaktif

nama-nama seperti; Johannes Muller, Adrianus Johannes Bik, Jan Weissenbruch, dan Franz Wilhelm Junghuhn

amira gambar berita interaktif

pun turut mendokumentasikan “negeri seribu candi” ini.

amira gambar berita interaktif

Profesi, masyarakat, dan pabrik pun menjadi gambaran tentang kondisi saat itu.

amira gambar berita interaktif

Indahnya alam nusantara, gunung, bukit, dan sungai; adalah tema utama dari alam tropis.

amira gambar berita interaktif

Menggambarkan kesuburan tanah;

amira gambar berita interaktif

negeri dengan musim kemarau dan musim penghujan.

amira gambar berita interaktif

Dan matahari yang bersinar setiap hari di sepanjang tahun.

amira gambar berita interaktif

Gambaran lengkap tentang Nusantara, kala itu, dan

amira gambar berita interaktif

menjadi alasan mengapa bangsa-bangsa penjelajah silih berganti berdatang kemari.*

(credits : Tropenmuseum)